Small Thing Leads to Big Change: #ZeroFoodWaste Campaign
Saffanah Nur Fadhila
8/10/2019 12:05:00 AM
0 Comments
Satu lagi gerakan yang cukup viral dan lebih concern ke arah lingkungan: #ZeroFoodWaste
campaign. Disebutkan oleh FAO, bahwa hampir
satu per tiga dari makanan yang kita makan setiap harinya dibuang menjadi
sampah yang biasa disebut sebagai sampah makanan. Wow, luar biasa. Satu per
tiga, bayangkan! Kalau satu per tiga makanan ini bisa disumbangkan ke orang
yang membutuhkan makanan, tentunya tidak akan ada sampah makanan, kan?
sumber gambar: FAO |
Sejak food blogging dan vlog-vlog tentang makanan mulai banyak beredar, nggak jarang orang banyak memesan makanan dalam satu kali waktu makan. Nafsu mata, katanya. Padahal, kapasitas perutnya ternyata tidak sebesar itu walaupun rasa laparnya sudah kayak mau makan orang (OKE WKWK). Kemudian, apa yang terjadi pada akhirnya? Hampir semua makanan sudah disentuh, tapi tidak ada satupun yang dihabiskan. Kalau disuruh untuk dihabiskan, alasannya karena sudah kenyang. Terus kalau sudah begitu, mau diapakan makanan-makanan itu? Dibuang? Mubadzir, dong!
Apa iya, ada kasus-kasus seperti itu yang
terjadi? Banyak! Hampir setiap hari kalau aku dan teman-teman sekampus sedang
makan bareng, selalu ada saja satu orang yang tidak bisa menghabiskan makanannya. Kalau sudah begitu, kami jadi
ngomel-ngomel—kenapa
tidak pesan sedikit saja makanannya, atau tidak, kenapa tidak pesan setengah
porsi saja? Walaupun ngomel-ngomel tidak membuat makanan itu jadi habis dengan
sendirinya, setidaknya (karena sering kami omeli), sekarang temanku belajar
untuk tidak memesan makanan banyak-banyak lagi. Ia lebih memilih untuk memesan
setengah porsi supaya tidak menyisakan makanan di piringnya. Dan setelah
selesai makan? Tentunya semua piring dan mangkuk bekas makan kami
#TumpukDiTengah!
Tanpa kita sadari, fenomena-fenomena ini
sering sekali terjadi di sekeliling kita. Sisa makanan yang tanpa kita sadari
selalu kita hasilkan hampir setiap hari ketika kita memenuhi kebutuhan primer pangan.
Tidak hanya itu, di hampir setiap event-event
seperti acara pernikahan, akikah, arisan, rapat, dan lain sebagainya, sisa
makanan yang dihasilkan setelah acara berakhir ternyata jauh lebih banyak.
Entah itu suapan terakhir, gigitan terakhir, ataupun potongan terakhir—yang jelas, sisa makanan tetaplah sisa
makanan. Sisa makanan yang kita tinggalkan di piring tentunya akan berakhir di
tempat sampah—sampai akhirnya, kebiasaan kita menyisakan makanan menjadi salah
satu penyebab kenapa Indonesia menjadi salah satu negara yang banyak
menghasilkan sampah makanan, yaitu hampir sebanyak 300 kg sisa makanan per
orang, per tahun!a
sumber gambar: michiganradio.com |
sumber gambar: World Food Programme |
Ada hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri dan orang lain untuk mengurangi akumulasi sampah makanan dalam setiap waktu makan. Misalnya:
1. Memesan porsi makanan sesuai kebutuhan
sumber gambar: EUFIC |
Jangan ikuti nafsu, karena
kadang-kadang mata jauh lebih lapar dibandingkan perut! Sebelum memesan
makanan, ada baiknya kita bertanya terlebih dahulu kepada pramusaji apakah
seporsi makanan yang kita pesan tergolong porsi besar atau tidak. Kalau iya,
cukup pesan makanan dalam ukuran setengah porsi. Kalau dirasa masih kurang?
Masih bisa pesan makanan ringan dalam ukuran porsi kecil. Ada banyak pilihan dalam menu, kan?
2. Mengambil makanan sesuai kebutuhan.
sumber gambar: HK Magazine |
Ini penting banget buat kita
ketika sedang menghadiri acara di mana makanan disajikan secara prasmanan.
Jangan berlebihan, cukup ambil sesuai kebutuhan perut. Biasakan untuk mengambil
sedikit terlebih dahulu, karena kalau dirasa masih kurang, kita masih punya
kesempatan untuk menambah makanan lagi. Perlu kita ingat, kalau seluruh isi
piring yang kita ambil adalah tanggung jawab kita. Jadi, harus dihabiskan, ya!
3 3. Sharing platter
sumber gambar: Trendset |
Penasaran dengan menu baru
yang lagi tren di media sosial? Kepo dengan makanan-makanan yang lagi hits
banget di mana-mana? Ajak teman-temanmu buat mencoba makanan-makanan tersebut.
Nggak perlu satu orang satu porsi, cukup satu porsi per jenis makanan untuk
bareng-bareng. Kalau dimakan bareng-bareng, tentu nggak akan ada yang namanya
sampah makanan—karena
harus dihabiskan bareng-bareng!
4. Membawa kotak makan kosong.
sumber gambar: BBC Good Food |
Kalau kamu tipe orang yang
masih merasa kurang dengan makanan setengah porsi, tetapi merasa berlebihan dengan
makanan satu porsi, kamu bisa membawa kotak makan kosong untuk menyimpan sisa
makanan tersebut supaya bisa dimakan di lain waktu. Tidak perlu membawa kotak
makan yang besar, kamu bisa membawa kotak makan ukuran kecil yang bisa
dimasukkan ke dalam tas. Pretty simple, huh?
Tapi jangan lupa—sisa
makanannya tetap harus dimakan di hari yang sama, ya!
5. Selalu cek isi kulkasmu.
sumber gambar: The Better Body Guru |
Belanja sayur dan buah, ditambah lagi belanja
roti, snack, cokelat buat cemilan-cemilan sebulan ke depan. Pas mau ditaruh, eh sudah nggak muat lagi
karena masih banyak makanan yang disimpan. Dicek, ternyata sudah kedaluwarsa. Ya
ampun, dibuang deh akhirnya! Kalau nggak mau bikin food wasting lebih lagi, kamu bisa menerapkan sistem FIFO (First In
First Out) dan FEFO (First Expired First Out) untuk cara penyimpanan makanan di
kulkasmu. Cara ini biasa digunakan oleh perusahaan-perusahaan pelayanan dan
jasa makanan di institusi maupun katering-katering. Sistem penyimpanan FIFO
bisa digunakan terhadap bahan-bahan makanan segar seperti sayuran, buah-buahan,
daging, telur, dan lain-lain. Sementara itu, sistem penyimpanan FEFO bisa
digunakan terhadap bahan-bahan makanan berkemasan dengan expired date yang tercantum di kemasannya. Kalau hal ini justru
bisa diterapkan di rumah sendiri dengan tujuan yang baik, kenapa tidak?
Small
things always started from ourself. Yap, tentu
saja dari diri sendiri. Hal-hal kecil dengan tujuan yang baik bisa dilakukan
pelan-pelan secara rutin supaya menjadi suatu kebiasaan. Just like the ripple effect— who knows it might
hit your friends to look up on your routinity? Terkadang, orang lebih
termotivasi melakukan sesuatu setelah melihat orang-orang terdekatnya melakukan
suatu hal yang baik. Dimulai dari diri sendiri, hingga menyebar ke orang-orang
terdekat di sekitar kita. Lets spread the
good things around us!
sumber gambar: Pinterest |