Rabu, 18 Agustus 2021

Blessings

8/18/2021 01:57:00 PM 0 Comments

Satu post yang lalu, masih berkisar di tahun 2020 dan satu post berikutnya (this one, ofc!) tiba-tiba aku sudah meloncat ke tahun berikutnya.


Ke mana tuh resolusi tahun 2020 yang aku tulis baik-baik di jurnalku tentang akan rajin menulis blog lagi? LOL.


Tapi nggak apa-apa. Men-checklist sebuah resolusi, memenuhi satu keinginan dalam bucket list, mengerjakan sebuah proyek yang sudah lama direncanakan---apapun itu, semuanya tentu saja butuh proses. Butuh berubah meskipun sedikit demi sedikit, butuh bergerak meskipun perlahan-lahan.


It's okay, it's okay!

*calming myself down* WKWK nah but I think every great things always started with those tiny little things, as long as you're consistently on the move.


Ada jutaan mimpi, harapan dan cita-cita yang selaluuuu ada dalam benak kita sejak kita lahir ke dunia. Bisa berjalan, bisa naik sepeda roda dua, bisa mengerjakan soal matematika dalam waktu sekian menit, bisa menggambar hal-hal yang disukai, bisa menghabiskan belasan buku bacaan dalam waktu sebulan. Dari hal-hal yang sederhana, hingga hal-hal sebesar bercita-cita lanjut sekolah ke luar negeri, punya pengalaman kerja di perusahaan multinasional, ingin mengabdikan diri di institusi pemerintahan, atau bahkan punya rumah di usia sekian. Apa ada yang salah? Nggak ada, dong. Semua orang bebas bercita-cita, bebas punya keinginan dan target apapun di titik waktu kapanpun. Yang terpenting di atas segalanya cuman dua: tetap konsisten, tapi tidak boleh jumawa.


Kenapa tidak boleh jumawa? Oke, aku balik ganti bertanya. Kenapa harus jumawa?


Memangnya, semua usaha kita itu 100% asalnya dari kita sendiri? Memangnya sudah lupa, kalau selalu ada Allah yang kasih jalan untuk semua usaha kita, bahkan dalam cara yang paling sederhana?


Selalu adaaa saja hal-hal kecil yang pada hakikatnya mengingatkan kita pada Yang Di Atas, tetapi selalu luput dari cara pandang kita terhadap dunia. Misal, kita ketemu teman lama. Teman lama cerita dia resign, lalu dia cerita dia bisa mengajukan orang lain untuk menggantikan posisinya. Lalu kita berhasil dapat pekerjaan itu, dan seketika kita merasa sombong, merasa inilah hasil dari perjuangan kita sendiri setelah sekian lama mencari pekerjaan. Tapi luput dari fakta bahwa pertemuan kita dan teman lama bukanlah sebuah kebetulan. Ada campur tangan Allah di situ, memberikan jalan dan cara supaya kita menemukan rezeki kita. Lupa?


Pertemuan dengan teman lama hanyalah satu dari sekian cara yang Allah berikan dalam bentuk yang sederhana. Kadangkala, sebuah diskusi dengan sahabat dekat bisa memberikan ide yang paling cemerlang. Bincang-bincang sekian menit dengan orang tua bisa memberikan perasaan lega setelah sekian lama memendam kerumitan di sudut kepala. Semuanya rezeki, yang tidak selalu berwujud materi.


Sesederhana punya sahabat dan teman dekat yang selalu mendukung, orang tua yang selalu bertanya bagaimana kabarmu, atau menghabiskan satu hari liburmu hanya dengan beristirahat dan melakukan hobimu setelah sibuk berkutat dengan pekerjaanmu seminggu penuh, semuanya adalah rezeki. 


"Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

- Al Qur'an surah Ar-Rahman ayat 13.


Alhamdulillah.

Maka jangan lupa bersyukur, bahkan untuk hal sekecil apapun, ya! :)