Kamis, 28 Desember 2023

before these things being forgotten

12/28/2023 09:03:00 PM 0 Comments

 Forget me, forget me not... 

Forget me, forget me not...

source: Sidney Eliza Forster, Google


Sejujurnya, sampe sekarang pun aku ngga pernah lihat bunga forget-me-not itu secara langsung deh, kecuali lewat gambar-gambar di Google atau imajinasi orang lain tentang bunga itu yang tertuang di gambaran tangan dan digital buatan mereka yang dishare lewat media sosial.

Namanya menarik, bunganya juga cantik. Bikin penasaran sih dengan maknanya--dan kenapa dinamakan foregt-me-not? Apa karena sering dipakai untuk orang-orang galau yang metik kelopaknya satu-satu buat ngambil keputusan tentang ide di kepala mereka (?) Atau, yaah, apakah memang cuman gambaran di film-film atau komik-komik aja nih tentang para cewek yang galau mikirin cowok yang mereka suka apakah menyukai mereka balik sambil ngomong, "he loves me, he loves me not..." sekian kali sampai akhirnya kelopak bunga terakhir yang tersisa memberikan jawabannya? Atau ini cuman imajinasiku aja ya, hahaha.

Jadi, sebenarnya inti post ini bukan soal itu, sih. Paragraf awal pemanis doang karena berperan sebagai pembuka supaya tulisanku ngga kaku-kaku amat. Bayangkan, postingan terakhirku tuh di awal-awal Januari :) Aku bahkan nemu draft tentang being twenty-five yang rencananya mau dipost di bulan Juni tahun lalu, sementara saat ini udah ganti tahun dan aku udah 26! Ah, kocak banget deh hahaha. Agak ngga percaya juga sih pas bukanya. Emosi dan energiku di tahun lalu ternyata seberbeda itu dengan tahun sekarang. 

Jadi, biar aku ngga jadi orang yang sering lupa-lupaan begini, (dan mungkin ke depannya akan ada sering postingan berjudul ini dengan part ke-sekian, duh!) sekaligus menjelang 2023 berakhir, aku mau tulis apa saja tentang hal-hal kecil sampai besar yang ngga pengen aku lupakan. Atau bisa jadi waktu aku lupa, aku bisa selalu kembali ke blog ini untuk kembali mengingat hal-hal berharga yang memang seharusnya ngga aku lupakan.

Pertama
Oke, aku cukup bingung buat bikin sub-bab (dan kenapa pula harus bikin sub-bab? Hahaha). Biar kepisah aja sih dari paragraf-paragraf asal di atas hahaha. 

Untuk yang pertama, aku mau ingat tentang hal-hal kecil yang bikin aku semangat buat menghadapi hari. Loh, butuh semangat banget buat hal kayak gitu? Iya, banget! Buatku, hal-hal kecil cukup penting buat nemenin hari-hari menjadi orang dewasa yang tidak seperti bayanganku tentang 'menjadi orang dewasa' waktu aku masih kecil. Aku selalu suka dengan hari-hari penting. Misalkan, ada janji nonton film bareng Isca di weekend. Baru dibikin planning-nya di hari Senin, tapi aku bisa tetep semangat terus sampe hari Sabtu tiba karena ngga sabar buat eksekusi planning-nya. Simpelnya, sama kayak nyoret hari penuh semangat di kalender sampe hari-H wkwkwk. Kalaupun ada hal-hal kecil yang nyebelin di hari Selasa, Rabu, atau Kamis, aku ngga peduli dan ngga ambil pikir. I have things to look up to this weekend and I'm happy for it!

Di sisi lain, kalau ada tanggal-tanggal penting kayak variety show-nya BTS yang baru keluar, lagu baru dan MV-nya SHINee yang baru rilis, Going Seventeen episode baru yang akan keluar, aku juga akan dengan semangat menunggu hari itu datang! Hahaha. Yang bete-nya sih, kalau hari pentingnya udah lewat 😂 Bakalan hampa, memang. Tapi perasaan itu bakalan lewat dengan sendirinya kok kalau ngga dipikirin berlarut-larut.

Hari-hari di Kantor
Dipikir-pikir ini esensial banget sih. Paling ngga, kita menghabiskan waktu di kantor selama 45 jam dalam seminggu. Jadi, lingkungan di kantor ternyata punya pengaruh yang sebesar itu untuk perubahan energi dan emosi diri sendiri. Soal workload---ya sudahlah, ini kan ngga bisa diapa-apain yaa wkwk. Nah, tapi kalau mingle with other colleagues, beda cerita. Aku selalu dapat suntikan energi yang menyenangkan di kantor sekarang, bareng teman-teman kerja banyak yang sepantaran, jokes-jokes ngaco atau sekadar nyanyi-nyanyi bareng sambil kerja WKWK aku suka banget hal-hal ini, bikin semangat! Kalau mau dibilang, aku bisa sebetah itu di kantor daripada buru-buru balik ke kosan karena bakalan sepi dan sendirian lagi. Ngga tiap hari selalu menyenangkan sih, apalagi waktu masa adaptasi pun aku juga masih struggling abis buat semua hal---tapi lambat laun, keseharianku sekarang bikin aku lebih nyaman dan lebih semangat buat kerja :)))

Hobi
Aku yang sekarang suka banget dengerin banyak jenis lagu-lagu---mulai dari lagu lawas sama lagu yang lagi tren, semua genre aku coba dengerin buat nyari seleraku ada di mana aja. Puncaknya, Spotify Wrapped 2023-ku bahkan tergolong ke The Hunter HAHAHA saking seringnya nyari lagu-lagu baru dan nge-skip lagu yang terlalu sering aku dengerin.

Buat lagu-lagu Korea (yah, kalo ini sih memang karena core-nya dimulai sejak 2009), ada tiga idol group yang masih rajin aku ikutin dengan masing-masing satu ultimate bias favoritku. Tahta tertinggi ada SHINee dan Choi Minho (moi 1st luuuuv since '09!), terus BTS dan Kim Seokjin, terakhir Seventeen dan Yoon Jeonghan. Semua member lainnya juga aku tetep suka, kok. Cuman, tiga orang itu aku lebih suka yang lebiiiiih sukaaa bangeeet wkwkwkwk. Belum kesempetan buat nonton mereka secara live karena keterbatasan waktu dan cuti (& luck!) di tahun lalu dan tahun ini waktu mereka ke sini, tapi aku berharap tahun 2024 depan bakal lebih gede peluangnya!

Di luar per-Korea-an, aku juga masih dengerin Porter Robinson (yang sayangnya ngga sempet aku tonton live waktu dia ke sini karena kenapa sih anda manggungnya di hari Jum'at malem???? Kan masih kerja hikssss), Maroon 5 gara-gara Sunday Morning-nya yang memang enakeun banget, nemuin The Click Five secara ngga sengaja dan jadi suka banget sama lagu Jenny, Flipside sama Happy Birthday-nya, terus Owl City, Boys Like Girls, Gareth Gates, beberapa lagu-nya MCR dan Paramore, terus apalagi ya? Sementara itu dulu, deh. Hahaha.

Hobi yang Lain
Aku juga lagi hobi banget baca buku sekarang. Tadinya sih, biar bisa kepacu lebih semangat buat nyelesain novelku. Prinsipku, harus banyak-banyak baca buku yang bagus-bagus biar bisa belajar buat nulis novel yang bagus. Semakin banyak yang dibaca, semakin kaya wawasan dan teknik buat 'nulis' yang bagus! Sayangnya, aku masih kepayahan cari waktu dan energi sih buat nulis wkwk, tapi seengganya aku berhasil nyelesain target Goodreads-ku tahun ini, sudah 100% achieved!

Akhir November kemarin, aku juga baru install The Sims 4 buat dimainin pas lagi hari libur hahaha. Aku juga lagi nonton beberapa drama Korea, kadang-kadang lanjut nonton Friends (yang entah kenapa selalu kutonton pas lagi makan nasi padang hahahahha), kadang Gossip Girls, kadang Gumball atau Spongebob hahaha pokoknya random banget deh.

Dari 2022, aku udah rajin banget lari di GBK bareng Pandu, kadang-kadang ketemu Bang Hasan atau Kak Andre, atau kadang-kadang juga bareng Azalia, Tasya, atau temen-temen kuliahku dulu. Kadang kalau lagi ngga olahraga, aku suka ikut yoga dari Netflix, atau cardio dance dari Youtube channel-nya Vivian siapa gitu karena dia suka pakai lagu-lagu Korea hahaha. Mulai bulan Agustus, aku udah jarang banget olahraga :") Terakhir masukin aktivitas olahraga di Strava kayaknya pas main ice skating di BxC bareng Bella dan Kak Nisa. Setelah pindah kantor pun jadi lebih ngga pernah lagi buat olahraga :")))) Mungkin di 2024 nanti kita coba lebih luangin waktu buat rajin olahraga kayak dulu, ya!

Akhirnya
Kayaknya untuk hal-hal yang ngga ingin aku lupain bagian pertama diakhiri sampai di sini terlebih dulu, deh. Aku udah mulai ngantuk hahahaha dan besok juga masuk shift pagi. Paling ngga biar bisa tidur lebih banyak, aku harus tidur lebih awal biar bangun-bangun tetep kerasa 'cukup'.

Untuk sekarang, minimal setelah nulis ini semua, aku udah ngerasa lebih baik. Nulis selalu jadi hal yang menyenangkan buatku, apalagi setelah nulis hal-hal yang memang menyenangkan dan aku sukai. Kita lihat, apakah bagian kedua, ketiga dan seterusnya bisa dipost di tahun yang sama ataukah akan berganti ke tahun 2024? Hahahahaha. Yang manapun, yang penting aku tetep bisa ngerasa 'happy'.


Ciao, then!
xoxo, Saff😉❤

Minggu, 30 Januari 2022

Good-Bye.

1/30/2022 06:03:00 PM 0 Comments

The Script said: "Where's the good in good bye?"


Mengutip lirik lagu Danny O'Donoghue dan kawan-kawan di circa 2014, pertanyaan yang sama juga ngga jarang terus-terusan bermunculan di benak paling dalam.


Where's the good in good-bye?


cr: pinterest

Secara terminologi, sebenarnya kan 'good-bye' ini sama-sama masuk ke kata-kata formalitas. Sama basa-basinya seperti good morning, good afternoon, good evening, have a good day. Selipan good di awal sapa, seolah menyiratkan untuk mengharapkan sesuatu yang 'baik-good' terjadi pada orang yang disapa. Sama seperti arti dari kata Assalamualaikum. 


Some kind of, well, I wish you have a good morning! Wishing you have a good afternoon! Et cetera.


So, does 'good-bye' means wishing you, and I, have a good parting ways?


 

Rabu, 18 Agustus 2021

Blessings

8/18/2021 01:57:00 PM 0 Comments

Satu post yang lalu, masih berkisar di tahun 2020 dan satu post berikutnya (this one, ofc!) tiba-tiba aku sudah meloncat ke tahun berikutnya.


Ke mana tuh resolusi tahun 2020 yang aku tulis baik-baik di jurnalku tentang akan rajin menulis blog lagi? LOL.


Tapi nggak apa-apa. Men-checklist sebuah resolusi, memenuhi satu keinginan dalam bucket list, mengerjakan sebuah proyek yang sudah lama direncanakan---apapun itu, semuanya tentu saja butuh proses. Butuh berubah meskipun sedikit demi sedikit, butuh bergerak meskipun perlahan-lahan.


It's okay, it's okay!

*calming myself down* WKWK nah but I think every great things always started with those tiny little things, as long as you're consistently on the move.


Ada jutaan mimpi, harapan dan cita-cita yang selaluuuu ada dalam benak kita sejak kita lahir ke dunia. Bisa berjalan, bisa naik sepeda roda dua, bisa mengerjakan soal matematika dalam waktu sekian menit, bisa menggambar hal-hal yang disukai, bisa menghabiskan belasan buku bacaan dalam waktu sebulan. Dari hal-hal yang sederhana, hingga hal-hal sebesar bercita-cita lanjut sekolah ke luar negeri, punya pengalaman kerja di perusahaan multinasional, ingin mengabdikan diri di institusi pemerintahan, atau bahkan punya rumah di usia sekian. Apa ada yang salah? Nggak ada, dong. Semua orang bebas bercita-cita, bebas punya keinginan dan target apapun di titik waktu kapanpun. Yang terpenting di atas segalanya cuman dua: tetap konsisten, tapi tidak boleh jumawa.


Kenapa tidak boleh jumawa? Oke, aku balik ganti bertanya. Kenapa harus jumawa?


Memangnya, semua usaha kita itu 100% asalnya dari kita sendiri? Memangnya sudah lupa, kalau selalu ada Allah yang kasih jalan untuk semua usaha kita, bahkan dalam cara yang paling sederhana?


Selalu adaaa saja hal-hal kecil yang pada hakikatnya mengingatkan kita pada Yang Di Atas, tetapi selalu luput dari cara pandang kita terhadap dunia. Misal, kita ketemu teman lama. Teman lama cerita dia resign, lalu dia cerita dia bisa mengajukan orang lain untuk menggantikan posisinya. Lalu kita berhasil dapat pekerjaan itu, dan seketika kita merasa sombong, merasa inilah hasil dari perjuangan kita sendiri setelah sekian lama mencari pekerjaan. Tapi luput dari fakta bahwa pertemuan kita dan teman lama bukanlah sebuah kebetulan. Ada campur tangan Allah di situ, memberikan jalan dan cara supaya kita menemukan rezeki kita. Lupa?


Pertemuan dengan teman lama hanyalah satu dari sekian cara yang Allah berikan dalam bentuk yang sederhana. Kadangkala, sebuah diskusi dengan sahabat dekat bisa memberikan ide yang paling cemerlang. Bincang-bincang sekian menit dengan orang tua bisa memberikan perasaan lega setelah sekian lama memendam kerumitan di sudut kepala. Semuanya rezeki, yang tidak selalu berwujud materi.


Sesederhana punya sahabat dan teman dekat yang selalu mendukung, orang tua yang selalu bertanya bagaimana kabarmu, atau menghabiskan satu hari liburmu hanya dengan beristirahat dan melakukan hobimu setelah sibuk berkutat dengan pekerjaanmu seminggu penuh, semuanya adalah rezeki. 


"Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"

- Al Qur'an surah Ar-Rahman ayat 13.


Alhamdulillah.

Maka jangan lupa bersyukur, bahkan untuk hal sekecil apapun, ya! :)

Sabtu, 14 Maret 2020

Congraduation, my Purply Pal!

3/14/2020 08:36:00 PM 0 Comments
Well, hello, I am back!

Post kali ini adalah salah satu mandatory post—yang agaknya kayak lebih make-up post for late congratulations(?)—heeheeheeee :3

Anywaaaymain topic for this post is dedicated to one of my cherries-on-top college buddies since day one—

Hello there, Tasya Putri Utami, S. Gz! J

Selamat sudah S.Gz, Tasya!♥️

Rabu kemarin adalah tipikal hari Rabu yang sama seperti hari Rabu di minggu-minggu sebelumnya, tapi aku yakin hari Rabu kemarin adalah satu dari sekian hari yang nggak akan pernah kamu lupain seumur hidup—yaiyalah!

It was your graduation day, of course!
           
Too bad I couldn’t be there on your very special day L
But here I am—you know my pray would always come along for you to have a bright day and brighter tomorrow, right?

Sebagai teman pertama, literally teman pertamaku ketika masuk IPB ((di luar KEMALA dan teman-teman satu SMA-ku)), let me say how proud I am for your achievement—getting your bachelor degree, finally!

Selamat atas gelar barumu, Tasya Putri Utami sahabatku yang sekarang udah punya embel-embel baru di belakang nama, Sarjana Gizi! Semoga semua ilmu selama empat tahun di IPB dan empat bulan lainnya di Chulalongkorn selalu bisa diamalkan dan menjadi berkah untuk keluarga dan orang-orang lain. Semoga semua life skill selama bertahan hidup di Bogor seorang diri juga selalu jadi pengingat kalau hidup sendiri—ternyata memang butuh buat benar-benar mengandalkan diri sendiri banget!:”) Iya banget nggak siiiih wkwkwk. Tapi biarpun sendiri, kan kamu punya kita berempat :p. Terus teruuus, semoga semua kegiatan-kegiatan, acara-acara, proyek-proyek dan semua posisi di divisi apapun itu selama ikut acara kepanitiaan juga bisa menjadi pengalaman-pengalaman berharga yang nggak akan pernah bisa tergantikan oleh apapun juga. All in all—semoga semua cerita dari kota hujan selama empat tahun ini akan selalu jadi segmen yang nggak akan pernah terlupakan selama hidupmu, ya!:”)

Dan untuk semua rencana-rencana besar yang udah dipikirkan sampai usia dekade ketiga nanti—entah itu kuliah lagi, jadi wanita karir yang super sibuk, jadi pengusaha yang punya restoran sehat dan bergizi, jadi dosen muda dan peneliti yang cemerlang, jadi family mom yang tetep aktif dan ceria, atau apapun itu—semoga semua mimpi besar itu tercapai, ya! And I will always be standing next to you, proudly said to universe that you are my best friend!❤️
           
Buat sekedar mengingat momen-momen gila selama empat tahun berteman sama u dan gadis-gadis nakal lainnya tapi selaluuuuuu ngangenin setiap kali buka galeri hp,  soooo here we go!

MASIH BOCAAAAH hahahahahhaha beloman kepala 2 semuanya:)))

ada yang abis berantem terus baikan di hari ini guys :) WKWK

moi birthdaiiii yang surprise-nya kenapa ya di depan kosan maneh WKWK

apa nih ceritanya, model-post-prolin-chaos(?)

ini pas surprise ultah Rifa, kita semua pake baju bobo dibalut jaket atau sweater sementara maneh pake baju pergi karena baru balik abis jalan sama pacar----eh sekarang mantan deng WKWKWKWK :p

sesungguhnya ini pas ngerayain ultah maneh kita makan di pizza kayu bakar(?) bukansih WKWK tapi surprise-nya berhasyiiiil :)

lafffff❤️

detik-detik mata maneh kecolok bunga gara-gara urang kelincahan WKWK


Anywaaaaay, wherever you are, whatever you do, you know that I’ll always be one call away, right? J

Sampai jumpa lagi—benar-benar sampai jumpa lagi, di waktu dan kesempatan mendatang yang akan kita rencanakan kapan-kapan! Terima kasih sudah selalu ada dan menemaniku selama masa-masa kuliah yang berat ini bareng-bareng Rifa, Afi dan Salma!❤️

P.S: I do mean it when I say I’d congratulate you in other platform because I don’t use Instagram anymore nowadays—then here it is! I bet you never had a blog post which was dedicated for you only—except this one, am I right? :p WKWKWK.


Love you, as much as SpongeBob loves Patrick!❤️
XOXO
Saff

Kamis, 26 Desember 2019

Closure

12/26/2019 10:36:00 PM 0 Comments

I am literally taking a deep breath, now.
Wkwk.

Jadi,
sampailah kita di sini, pada akhirnya.
Penghujung 2019.
Kita cuman butuh satu tangan aja buat menghitung hari sebelum 2020 dimulai.



Days of 2019 is really going to be another memories.
Just like another year before, and the rest of it.
We’re on the verge of 2020, yet I am currently craving on the edge of the lowest point of my life.

Ada banyak hal menyenangkan yang terjadi selama tahun ini.
Ada banyaaaaak banget hal yang bikin aku benar-benar bersyukur, tapi ada juga banyak hal yang bikin perasaan kecewa ngga mudah buat menghilang dalam hitungan hari.

Aku bisa melewati hari-hari terakhir di tahun 2018 yang rasanya berkali-kali lipat lebih berat daripada biasanya. Dikasih kesempatan buat internship di RSCM jelas adalah pengalaman yang luar biasa, tapi aku yang mungkin kurang siap, kurang pintar, kurang cerdas, kurang bisa mengontrol diri sendiri jadinya banyak nangis—meskipun emang pada dasarnya aku cengeng sih hehe. Ngga tau kenapa tapi rasanya capek hati juga karena banyak berekspektasi sama diri sendiri yang nyatanya nggak semampu itu, dan perasaan itu masih kebawa sampe awal-awal 2019. Dipenuhi dengan semua revisi laporan internship karena diburu-buru buat seminar di kampus, bolak-balik berdesakan di KRL ke Cikini akibat ngikutin jam kerja orang kantoran yang sama-sama berangkat dari Bogor. Belum lagi revisi laporan internship dari pembimbing di kampus yang juga harus cepet-cepet dikerjain karena jadwal seminar tiba-tiba udah ditentuin—dibarengi jiwa kompetitif aku yang ngga mau kalah dengan teman-teman sekelompokku yang rajin ngejer pembimbing rumah sakit biar cepet selesai segala urusan dengan per-internship-an ini wkwk. Untungnya pembimbing rumah sakitku baik semua—dan semua laporan aku bisa ditandatangani dengan cepat!

Baru juga selesai seminar hasil internship di kampus, langsung diburu-buru lagi buat cepat-cepat nyelesain proposal skripsi—well I even didn’t have enough time to have a goooood rest and think about my undergraduate thesis thoroughly! Dosen pembimbingku cukup strict soal waktu, dan beliau adalah orang yang sangat aku kagumi sejak mengikuti kelasnya di semester 2. Nggak mau ngecewain beliau, jelas dong. Jadi aku kembali menghabiskan malam demi malam dengan suntuk buat riset tentang topik—walaupun di awal aku udah menetapkan hati bakal mantap mengajukan topik tentang konsumsi minuman manis biarpun belum tahu siapa target responden nantinya.

Dan di sini aku benar-benar bersyukur nggak salah memilih pembimbing dan lebih bersyukur lagi karena pembimbingku menerima aku menjadi mahasiswa bimbingannya.

Aku punya target timelineku sendiri demi penyelesaian skripsi ini. Februari, topik harus diterima dan proposal skripsi harus udah kelar. Maret sampai April, aku harus udah turun lapang buat ambil data. Mei aku harus mulai mengolah data dan menyusun skripsi. Juni aku harus seminar, dan Juli aku harus sidang, supaya aku bisa wisuda di tahap pertama, bulan September.

And it really worked that way. Alhamdulillah. Really, I just can’t thank Allah enough. Semua berjalan sesuai timeline yang aku harapkan, tanpa kendala yang berarti. Well, kendala udah pasti ada, tapi aku bisa men­g­handle semua itu dengan baik. Dosen pembimbing yang benar-benar ‘membimbing’ bahkan sampai aku udah lulus, dan partner satu bimbinganku yang sangat responsif, gercep dan saling bisa mengandalkan satu sama lain. Really, I just can’t thank Allah enough :”) Dan aku percaya banget, semua ini jelas nggak lepas dari doa ibu dan ayah. Beyond blessed, really.

Wisuda di hari Rabu, tapi satu keluarga lengkap ada di sampingku. Ngga ada satupun yang alfa. Ayah dan kakakku cuti, demi hari besarku. Adikku yang kuliah bisa menyempatkan hadir, dan adikku yang paling kecil diizinkan buat ikut ujian susulan, berkat ibuku. Demi wisudaku, ya ampun. Aku ngga ngerti lagi, perasaan bahagia yang paling besar itu adalah ketika mereka datang buat wisudaku, bukan ketika tali toga dari kiri dipindah ke kanan oleh rektorku. Serius. Ngga ada yang bisa ngalahin perasaan bahagia itu ketika aku melihat semua orang yang paling aku sayang di dunia dan di akhirat ada di sekeliling aku. Buat aku, hari paling bahagia adalah hari ketika mereka ada di sana untuk melihat wisudaku. Ngga lebih.

Amma dan Isca dateng. Dan mereka menemani aku sampai malam. Ya ampun :”). Yang tadinya Isca ngga bisa dateng karena kerja (well, wisuda IPB hari Rabu sih L), tiba-tiba dapet panggilan buat presentasi di Jakarta daaaan acaranya selesai di siang hari, hari Rabu. Allah’s plan is the best, indeed :”). Afi, Rifa dan Salma dateng dan nemenin aku sampe sore. Tasya memang masih di Thailand, tapi mereka bertiga hadir pun udah cukup buat aku.

Sungguh, ga butuh pendamping wisuda atau apapun you name it asalkan ada mereka :”)

And another milestone in 2019;
I sent a congratulation for him.
Both for his birthday and his graduation day.

After all those hatred I had, after all those tears I shed,
and after all those struggles just to make me forget about,

eventually, those feeling just never fade away.

.....................
Ngga tahu sih itu blessings or not, hahaha.

Tahun ini juga, aku kehilangan banyak teman dekat.
They didn’t even send me any congratulation message, though.
Yah, ngga apa-apa sih. Ngga masalah, bukan berarti aku menuntut mereka untuk terus jadi teman di saat aku sendiri juga udah jarang ngontak mereka. A bit disappointed, though. Di sisi lain, aku jadi ngerti tentang hubungan pertemanan ini. Mungkin yang aku anggap teman udah ngga menganggap hal yang sama karena aku juga yang lack of communication. Yah—aku akuin, aku payah banget buat ngejaga pace komunikasi. Kadang ada aja waktu-waktu aku berhenti main media sosial, dan itu cukup cutting off hubunganku dengan teman-teman lama.

Atau teman dekat yang beneran aku anggap dekat, tapi mereka-nya yang ngga bisa kalo cuman jadi teman. I know I’d lost them once I said I had no intention to be more than just a friend. Ya bukan salah mereka juga kalo memutuskan untuk back off.

Atau orang yang aku pikir akan selalu stay. Hahaha.
Naif banget rasanya. Kalo dipikir-pikir dulu aku juga sempet nulis sesuatu tentang dia: are you gonna be the one who stays, or not?
Dulu percaya aja sih akan stay, tapi makin ke sini aku paham dia ngga akan stay. Ngga ada apa-apa di antara kita biarpun aku ngerti kok, kita punya sesuatu yang beda daripada dengan orang-orang lain. I knew it, and he gave me a gift for graduation, though. Wkwk. Seengganya masih inget, deh. Lagian dia punya peran besar dan penting juga selama empat tahun aku di Bogor—and bigger part when he was always there at those times I decide to stop myself from sinking further about that illogical first love case I’ve never had enough.

Tapi ngga apa-apa.
Aku baik-baik aja kok, sampai di ujung tahun 2019 ini.
Dan tambahan lagi—I am still jobless until now, but its fine.
☺️

Sungguh, ngga apa-apa.
Aku tahu selalu ada rencana baik dari Allah untuk hidupku ke depannya.
Aku selalu tahu, dan aku cuma butuh percaya dan tetap usaha.

Lima hari lagi,
Angka 2020 akan menghias setiap sisi hari.
Lalu 2019 benar-benar bakal pergi dan jadi memori,

dan aku percaya aku akan tetap baik-baik aja.



See you on 2020! :)